Bagian 3 - Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)

BLOG SIPITUAMA - Setelah Sesi Acara MANJALO TUMPAK (SUMBANGAN TANDA KASIH) [Baca: Bagian 2 - Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak), maka selanjutnya dilakukan Acara Percakapan Adat. Simak di bawah ini.

ACARA PERCAKAPAN ADAT

MEMPERSIAPKAN PERCAKAPAN
  1. RPW menanyakan Batubara apakah sudah siap memulai percakapan, yang dijawab oleh SP, mereka sudah siap
  2. Masing-masing PRW dan PRP menyampaikan kepada pihaknya dan hula-hula serta tulangnya bahwa percakapan adat akan dimulai, dan memohon kepada hula-hulanya agar berkenan memberi nasehat kepada mereka dalam percakapan adat nanti

MEMULAI PERCAKAPAN (PINGGAN PANUNGKUNAN) .

Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)

Pinggan Panungkunan, adalah piring yang didalamnya ada beras, sirih, sepotong daging (tanggo-tanggo) dan uang 4 lembar. Piring dengan isinya ini adalah sarana dan simbol untuk memulai percakapan adat.
  • PRP meminta seorang borunya mengantar Pinggan Panungkunan itu kepada PRW
  • PRW, menyampaikan telah menerima Pinggan Panungkunan dengan menjelaskan apa arti semua isi yang ada dalam beras itu. Kemudian PRW mengambil 3 lembar uang itu, dan kemudian meminta salah seorang borunya untuk mengantar piring itu kembali kepada PRP
  • PRW membuka percakapan dengan memulainya dengan penjelasan makna dari tiap isi pinggan panungkunan (beras, sirih, daging dan uang), kemudian menanyakan kepada Batubara makna tanda dan makanan adat yang sudah dibawa dan dihidangkan oleh pihak Batubara.
  • Akhir dari pembukaan percakapan ini, keluarga Batubara mengatakan bahwa makanan dan minuman pertanda pengucapan syukur karena berada dalam keadaan sehat, dan tujuan Batubara adalah menyerahkan kekurangan sinamot, dilanjutkan adat yang terkait dengan pernikahan anak mereka

PENYERAHAN PANGGOHI/KEKURANGAN SINAMOT

Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)
  1. Dalam percakapan selanjutnya, setelah PRW meminta PRP menguraikan apa/berapa yang mau mereka serahkan , PRP memberi tahukan kekurangan sinamot yang akan mereka serahkan adalah sebsar Rp…Juta, menggenapi seluruh sinamot Rp….Juta. (Pada waktu acara Pudun Saut, Batubara sudah menyerahkan Rp 15 juta sebagai bohi sinamot (mendahulukan sebagian penyerahan sinamot di acara adat na gok).
  2. Sebelum PR TOBING mengiakan lebih dulu RP TOBING meminta nasehat dari Hula-hula dan pendapat dari boru Tobing
  3. Sesudah diiakan oleh PR TOBING, selanjutnya penyerahan kekurangan sinamot kepada suhut Tobing oleh Batubara.

PENYERAHAN PANANDAION.

Tujuan acara ini memperkenalkan keluarga pihak perempuan agar keluarga pihak pria mengenal siapa saja kerabat pihak perempuan sambil memberikan uang kepada yang bersangkutan

Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)

Secara simbolis, yang diberikan langsung hanya kepada 4 orang saja, yang disebut dengan patodoan atau “suhi ampang na opat” ( 4 kaki dudukan/pemikul bakul) yang merupakan symbol pilar jadinya acara adat itu. Dengan demikian biarpun hanya yang empat itu yang dikenal/menerima langsung, sudah mewakili menerima semuanya. (Mungkin dapat dianalogikan dengan pemberian tanda penghargaan massal kepada pegawai PNS yang diwakili 4 orang, masing-masing 1 orang dari tiap golngan I sampai golongan IV)

Kepada yang lain diberikan dalam satu envelope saja yang nanti akan dibagikan Tobing kepada yang bersangkutan.

PENYERAHAN TINTIN MARANGKUP

Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)

Diberikan kepada tulang /paman penganten pria (saudara laki ibu penganten pria). Yang menyerahkan adalah orang tua penganten perempuan berupa uang dari bagian sinamot itu

Secara tradisi penganten pria mengambil boru tulangnya untuk isterinya, sehingga yang menerima sinamot seharusnya tulangnya

Dengan diterimanya sebagian sinamot itu oleh Tulang Pengenten Pria yang disebut titin marangkup, maka Tulang Pria mengaku penganten wanita, isteri ponakannya ini, sudah dianggapnya sebagai boru/putrinya sendiri walaupun itu boru dari marga lain.


PEMBERIAN ULOS oleh Pihak Perempuan.

Dalam Adat Batak tradisi lama atau religi lama, ulos merupakan sarana penting bagi hula-hula, untuk menyatakan atau menyalurkan sahala atau berkatnya kepada borunya, disamping ikan, beras dan kata-kata berkat. Pada waktu pembuatannya ulos dianggap sudah mempunyai “kuasa”. Karena itu, pemberian ulos, baik yang memberi maupun yang menerimanya tidak sembarang orang , harus mempunyai alur tertentu, antara lain adalah dari Hula-hula kepada borunya, orang tua kepada anank-anaknya. Dengan pemahaman iman yang dianut sekarang, ulos tidak mempunyai nilai magis lagi sehingga ia sebagai simbol dalam pelaksaan acara adat.

Ujung dari ulos selalu banyak rambunya sehingga disebut “ulos siganjang/sigodang rambu”(Rambu, benang di ujung ulos yang dibiarkan terurai)

Pemberian Ulos sesuai maknanya adalah sebagai berikut:

Ulos Namarhadohoan
A. Kepada Paranak
  1. Pasamot/Pansamot => Orang tua pengenten pria
  2. Hela => Pengenten
Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)

B. Partodoan/Suhi Ampang Naopat
  1. Pamarai => Kakak/Adek dari ayah pengenten pria
  2. Simanggokkon => Kakak/Adek dari pengenten pria
  3. Namborunya => Saudra perempuan dari ayah pengenten pria
  4. Sihunti Ampang => Kakak/Adek perempuan dari pengenten pria

Ulos Kepada Pengenten
A. Dari Parboru/Partodoan
  1. Pamarai 1 lembar, wajib Kakak/Adek dari ayah pengenten wanita
  2. Simandokkon Kakak/Adek laki-laki dari pengenten wanita
  3. Namborunya (Parorot) Iboto dari ayah pengenten wanita
  4. Pariban Kakak/Adek dari pengenten wanita

B. Hula-hula dan Tulang Parboru
  1. Hula-hula 1 lembar, wajib
  2. Tulang 1 lembar, wajib
  3. Bona Tulang 1 lembar, wajib
  4. Tulang Rorobot 1 lembar, tidak wajib

C. Hula-hula dan Tulang Paranak
  1. Hula-hula 1 lembar, wajib
  2. Tulang 1 lembar, wajib
  3. Bona Tulang 1 lembar, wajib
  4. Tulang Rorobot 1 lembar, tidak wajib

Catatan:
Hula-hula namarhahamaranggi dohot hula-hula anak manjae ndang ingkon ulos tanda holong nasida boi ma nian bentuk hepeng, songon na pinatorang. Songoni angka na asing na marholong ni roha.
Keruwetan yang terjadi karena undangan pihak permpuan merasa uloslah yang mejadi tanda holong/tanda kasih sehingga harus mengulosi, pada hal sesuai pemahamn pemebri ulos yang tidak sembarangan, ulos yang diberikan itu artinya sam dengan kado/tanda kasih bentuk lain baik barang atau uang, tidak ada nilai adat/sakralnya lagi

MANGUNJUNGI ULAON (Menyimpulkan Acara Adat)

1. Manggabei (kata-kata doa dan restu) dari pihak SW Berupa kata-kata pengucapan syukur kepada Tuhan bahwa acara adat sudah terselenggara dengan baik:
  • Ucapan terima kasih kepada dongan tubu dan hula-hulanya
  • Permintaan kepada Tuhan agar rumah tangga yang baru diberkati demikian juga orang tua pengenten dan saudara Batubara yang lainnya
2. Mangampu (ucapan terima kasih) dari pihak SP
  • Ucapan terima kasih kepada semua pihak baik kepada hula-hula SW maupun kepada SP atas terselenggaranya acara adat nagok ini.
3. Mangolopkon (Mengamenkan) oleh Tua-tua/yang dituakan di Kampung itu
  • Kedua suhut Tobing dan Batubara, menyediakan piring yang diisi beras dan uang ( biasanya ratusan lembar pecahan Rp1.000 yang baru) kemudian diserahkan kepada Rja Huta yang mau mangolopkon Raja Huta berdiri sambil mengangkat piring yang berisi beras dan uang olop-olop itu. Dengan terlebih dahulu menyampaikan kata-kata ucapan Puji Syukur kepada Tuhan Karen kasih-Nya cara adat rampung dalam suasan dami (sonang so haribo-riboan) serta restu dan harapan kemudian diahiri , dengan mengucapkan : olop olop, olop olop, olop olop sambil menabur kan beras keatas dan kemudian membagikan uang olop-olop itu.
4. Ditutup dengan doa / ucapan syukur
  • Akhirnya acara adat ditutup dengan doa oleh Hamba Tuhan.Sesudah amin, sam-sam mengucapkan: horas ! horas ! horas !
5. Bersalaman untuk pulang,, suhut na niambangan Batubara menyalami Suhut Tobing

Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat)

CATATAN:
Sekarang ini ada yang melaksanakan acara paulak une dan maningkir tangga langsung setelah acara adat ditempat acara adat dilakukan, yang mereka namakan “Ulaon Sadari


Referensi dan Sumber Foto:
1. Berlipro.com
2. BecakSiantar.com
Bagian 3 - Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat) Bagian 3 - Urutan Acara Pesta Adat Pernikahan Batak (Acara Percakapan Adat) Reviewed by Abang Ringo on 12:09:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.